
Bandung - Akhir pekan ini, suasana penuh kehangatan dan nostalgia akan terasa di kediaman Umuh Muchtar, Desa Ciluluk, Tanjungsari, Sumedang.
Manajer sekaligus Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang menaungi Persib Bandung ini, bersama para awak media yang tergabung dalam Jurnalis Olahraga Bandung (JOB), akan menggelar acara mancing bertajuk "Fun Fishing With Legend Persib".
Acara ini digelar di kolam pemancingan pribadi Umuh Muchtar di Desa Ciluluk, Tanjungsari, Sumedang, Minggu (12-10-2025).
Bagi Umuh, kegiatan ini lebih dari sekadar ajang silaturahmi biasa melainkan momen berharga untuk mengenang perjalanan panjangnya bersama Maung Bandung dan para pemain yang pernah berjuang di bawah tim Pangeran Biru.
"Saya punya banyak kenangan dengan Persib, khususnya dengan para mantan pemain. Mereka tahu betul, cinta saya pada Persib murni dari hobi, bukan karena jabatan atau keuntungan," ucap Umuh.
"Dulu, saya sering menginap di hotel saat tim bertanding ke luar (away), bukan untuk ikut campur, tapi agar bisa dekat dengan mereka," lanjut Umuh.
Eks kapten Timnas Indonesia, Hamka Hamzah membuka akademi Hamka 23 Soccer School (H23SS) di Tangerang Selatan untuk membina pemain usia 6–17 tahun lewat latihan teratur.
Berikan Segalanya buat Persib

Pria yang akrab disapa Pak Haji ini bahkan pernah rela mengeluarkan uang pribadi demi kebahagiaan para pemain Persib Bandung.
"Dulu, saya bisa jual tanah seperti jual kacang goreng, asalkan Persib menang, pasti ada bonus. Saya haramkan segala bentuk taruhan. Semua saya lakukan karena kecintaan pada Persib," kenangnya sambil tersenyum.
Ya, kenangan itu masih melekat kuat di hatinya. Dari para pelatih seperti Indra Tohir hingga pemain seperti Djadjang Nurdjaman, Yudi Guntara, dan Asep Sumantri, semua memiliki tempat istimewa dalam perjalanan hidup sosok Umuh Muchtar.
Satu di antara mantan pemain Persib, Asep Sumantri, mengaku sangat menantikan acara ini. Baginya, sosok Umuh bukan hanya manajer, tapi seperti ayah sendiri.
"Pak Haji itu bukan sekadar manajer, tapi seperti orang tua bagi kami. Saya pribadi tak akan lupa beliau pernah menjual tanah dengan harga murah agar saya bisa punya rumah sendiri. Itu perhatian yang luar biasa," ungkap Asep penuh haru.
Suasana Hangat Tim

Asep juga mengenang masa-masa Persib yang masih bergantung pada dana APBD. Saat kondisi finansial tim belum stabil, Umuh kerap turun tangan memberi bonus dari kantong pribadinya.
"Kalau menang, pasti ada bonus dari Pak Haji. Itu bukan dari klub, tapi dari beliau sendiri. Kami semua tahu, niatnya tulus untuk mendukung Persib," tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yudi Guntara, yang mengingat bagaimana suasana hangat selalu tercipta saat Umuh ikut mendampingi tim bertanding ke luar negeri.
"Dulu kalau mau berangkat ke luar negeri, pemain selalu bertanya, 'Pak Haji ikut enggak?' Kalau beliau ikut, suasana tim jadi lebih semangat dan hangat," kenangnya.
Merajut Kembali Kenangan

Setelah sekian lama tak berkumpul, acara sederhana ini menjadi ruang berharga untuk merajut kembali kenangan manis dan menguatkan tali persaudaraan.
"Mudah-mudahan semua mantan pemain bisa hadir. Ini kesempatan langka untuk nostalgia dan berterima kasih pada sosok yang sudah banyak berjasa untuk Persib," ujar Yudi.
Yap, bagi Umuh Muchtar, cinta pada Persib adalah ikatan yang tak lekang oleh waktu.
"Saya berat berpisah dengan Persib. Tapi, momen seperti ini mengingatkan saya bahwa keluarga besar Persib tidak pernah benar-benar terpisah," ucap Umuh dalam keharuan.