Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Pengamat Asal Malaysia Sarankan Juru Taktik Lokal Isi Posisi Lowong Pelatih Timnas Indonesia

Pengamat Asal Malaysia Sarankan Juru Taktik Lokal Isi Posisi Lowong Pelatih Timnas Indonesia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-15 17:30:02
Dilihat:3 Pujian
Pelatih kepala Persebaya Surabaya, Aji Santoso saat memberikan keterangan kepada wartawan di Apartemen Puncak Marina Tower 2, Wonocolo, Surabaya, Selasa (11/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta - Kursi pelatih Timnas Indonesia masih belum terisi sejak PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert pada 16 Oktober 2025. Sejak keputusan itu diambil, belum ada pergerakan signifikan dari federasi terkait pencarian pelatih baru. Situasi ini membuat jabatan strategis tersebut kosong selama satu bulan penuh.

Hingga kini publik hanya disuguhi rumor soal siapa kandidat pelatih pengganti Kluivert. Tidak ada keterangan resmi dari PSSI mengenai tahapan seleksi, proses evaluasi, maupun timeline penunjukan pelatih baru. Minimnya komunikasi lantas menimbulkan ketidakpastian di kalangan suporter dan pengamat.

Padahal, momentum yang dimiliki sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cukup besar. Kehadiran pelatih baru dinilai penting untuk menjaga ritme perkembangan tim dan mempertahankan kepercayaan publik. Tanpa kejelasan, kekhawatiran soal stagnasi mulai bermunculan.

Pengamat sepak bola asal Malaysia, Raja Isa Raja Akhram Syah, menjadi salah satu pihak yang mengkritisi kevakuman ini. Ia menilai PSSI perlu memberikan update sekecil apa pun kepada publik demi menjaga transparansi dan stabilitas sepak bola nasional.

 


Raja Isa Kritik Minimnya Komunikasi PSSI

Pelatih asal Malaysia yang sudah mengenal baik sepak bola Indonesia. Raja isa. (Bola.com/Permana Kusumadijaya)

Menurut Raja Isa, federasi terlihat terlalu berhati-hati mengambil keputusan setelah kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun sikap tersebut justru membuat situasi semakin tidak produktif bagi ekosistem sepak bola nasional.

“Dugaan saya, orang-orang di Federasi ada rasa takut dan tidak mau gegabah mencari pengganti Patrick Kluivert. Tapi sikap apatis dari pengurus PSSI ini juga tidak bagus bagi komunitas sepak bola Indonesia. Seharusnya ada statemen sekecil apa pun terkait pelatih baru bagi Timnas Indonesia,” ujar Raja Isa.

Ia menilai federasi setidaknya bisa menunjuk pelatih interim dari kalangan lokal agar tidak terjadi kekosongan yang terlalu lama.

“Sebenarnya PSSI bisa memilih dari beberapa nama pelatih lokal seperti Rahmad Darmawan, Indra Sjafri, atau Aji Santoso sebagai karetaker di masa transisi. Tidak elok jika kursi pelatih terlalu lama kosong. Ini berpengaruh pada komunitas sepak bola Indonesia, mulai suporter hingga para pemain. Citra sepak bola Indonesia yang sudah bagus bisa turun lagi,” tuturnya.

 


Atmosfer Positif yang Mulai Menurun

Raja Isa Punya Impian Kembali Menukangi Klub Liga 1

Raja Isa juga mengingatkan bahwa membangun atmosfer positif di sepak bola Indonesia bukan pekerjaan mudah. Ia menilai PSSI perlu menjaga momentum tiga tahun terakhir yang penuh perkembangan.

“Jika kepercayaan terhadap PSSI turun maka akan sulit untuk membangkitkan kembali simpati publik. Seharusnya pengurus PSSI secara kesatria mengakui jika ada kesalahan dan menyatakan apa kebaikan yang telah dicapai. Saya lama melatih di Indonesia, jadi saya tahu masyarakat Indonesia mudah memaafkan jika kita mengakui kesalahan,” katanya.

 


Tidak Ada Laga FIFA Matchday, Indonesia Dirugikan

Selain kevakuman pelatih, keputusan PSSI untuk tidak menggelar pertandingan internasional pada FIFA Matchday November juga turut disayangkan. Menurut Raja Isa, langkah tersebut bisa menghambat perbaikan peringkat FIFA sekaligus mengurangi kesempatan tim untuk menjaga kekompakan.

“FIFA Matchday penting untuk peringkat Timnas Indonesia. Sayang PSSI tidak mengadakan pertandingan internasional untuk Timnas Indonesia Senior. Padahal laga tidak harus dilakukan di Indonesia, bisa saja di negara lain sebagai tim tamu. FIFA Matchday juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga keharmonisan hubungan para pemain setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2026,” ujarnya.

Ia berharap situasi ini segera mendapat solusi agar proyek jangka panjang sepak bola Indonesia tidak kembali tersendat.

“Semoga situasi sepak bola Indonesia tidak berlarut-larut tanpa solusi baik,” tutupnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}