Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Mali Hajar Timnas Indonesia U-22, Pengamat: Tak Perlu Kaget, Kemajuan Sepak Bola Afrika Memang Lebih Pesat Dibanding Asia

Mali Hajar Timnas Indonesia U-22, Pengamat: Tak Perlu Kaget, Kemajuan Sepak Bola Afrika Memang Lebih Pesat Dibanding Asia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-16 14:30:02
Dilihat:4 Pujian
Selebrasi gol Timnas Mali U-22 saat melawan Timnas Indonesia U-23 yang dilangsungkan di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kediri - Timnas Mali U-22 tampil dominan saat mempermalukan Timnas Indonesia U-22 dengan skor 3-0 pada partai uji coba dalam arangkaian FIFA Matchday di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Sabtu (15-11-2025) malam WIB.

Kendati rerata usia pemain Mali U-22 di bawah pemain Timnas Indonesia U-22, tim asuhan Fousseni Diawara tersebut bermain lebih matang dan dewasa ketimbang anak didik Indra Sjafri.

Tiga gol Mali masing-masing dicetak Sekou Doucore pada menit kelima, Wilson Samake menit ke-34, dan Moulaye Haidara pada menit ke-90+2.

Proses terjadinya gol tersebut melalui skema permainan yang rapi dan terencana.

Mali yang diperkuat banyak pemain abroad di Eropa membuat organisasi permainan tampak unggul beberapa tingkat di atas Timnas Indonesia U-22.


Analisis Pengamat

Duel udara terjadi di pertandingan Timnas Indonesia U-22 melawan Mali U-22 yang dilangsungkan di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Terkait ini, pengamat sepak bola Indonesia, Raja Isa Raja Akram Shah, punya pandangannya.

"Saya tak heran, apalagi kaget dengan kemenangan besar Timnas Mali U-22 atas Timnas Indonesia U-22. Bahkan sebelum pertandingan, saya prediksi itu akan terjadi karena saya tahu kualitas individu dan tim dari negara Afrika lebih bagus dari negara-negara Asia," kata Raja Isa.

Analisis pengamat sepak bola asal Malaysia ini bukan asal-asalan melainkan berdasar pengalamannya pernah setahun berkecimpung di sepak bola Guinea pada 2024.

"Saya sempat terlibat dalam pembinaan usia muda di Guinea dan memantau sepak bola negara Afrika lainnya. Saat itu saya ditawari jadi pelatih Timnas Guinea U-17. Tapi, saya batalkan karena saya harus pulang ke Malaysia untuk merawat ayah yang sedang sakit," ungkapnya.


Pembinaan Usia Muda Pesat

Pelatih Timnas Mali U-22, Fousseni Diawara mengikuti sesi konferensi pers di Hotel Gran Melia Kuningan, Jakarta pada Jumat (14/11/2025) siang. (Bola.com/Abdul Aziz).

Raja Isa menjelaskan negara-negara di Afrika seolah berlomba untuk melahirkan pemain muda terbaik bagi timnas masing-masing.

Dia menyebut Maroko, Mali, Guinea, dan Senegal termasuk negara yang pembinaan usia belianya maju pesat.

"Maroko dan Mali paling pesat kemajuannya. Pemain muda Afrika punya sosok idola yang berkarier di Eropa sebagai anutan. Ini yang memotivasi mereka ingin jadi pesepak bola terkenal," jelasnya.

Mantan arsitek PSM Makassar dan Persipura Jayapura ini menyebut jumlah wakil Afrika yang berhasil lolos ke babak 16 Besar Piala Dunia U-17 di Qatar sebagai satu di antara paremeter.

"Ada empat negara Afrika yang melangkah ke 26 Besar Piala Dunia U-17 Qatar. Jumlah mereka lebih banyak dari wakil Asia yang hanya tiga negara. Artinya, progres sepak bola Afrika selangkah lebih maju dari Asia. Sementara menurut saya, tataran sepak bola Indonesia tertinggal cukup jauh. Ini harus jadi motivasi Indonesia dan negara Asia lainnya untuk mengurangi ketinggalan," tuturnya.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}