
Jakarta - Timnas Indonesia U-22 datang ke SEA Games 2025 dengan kekuatan yang menjanjikan, khususnya di sektor tengah. Pelatih Indra Sjafri memasukkan tujuh gelandang dalam daftar 23 pemain yang dibawanya ke Chiangmai, Thailand.
Komposisi gelandang yang dibawa bukan hanya sekadar untuk mengisi kuota, melainkan hadir dengan karakter dan pengalaman yang berbeda-beda untuk memberikan keseimbangan dalam permainan Tim Garuda Muda.
Indonesia tergabung di Grup C bersama Myanmar dan Filipina. Laga perdana kontra Filipina di 700th Anniversary Stadium pada 8 Desember 2025 menjadi ujian awal untuk melihat seberapa padu lini tengah Timnas Indonesia U-22.
Empat hari kemudian, Myanmar akan menjadi lawan berikutnya, tetap di stadion yang sama. Kedua laga itu diprediksi akan sangat menentukan langkah Indonesia di fase grup, dan lini tengah akan memainkan peran vital dalam menjaga konsistensi performa.
Lantas, seperti apa statistik para gelandang Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025? Berikut ini ulasannya.
Ananda Raehan

Di antara tujuh nama yang dipanggil, sosok Ananda Raehan menjadi salah satu yang paling menonjol. Gelandang milik PSM Makassar itu tampil impresif bersama klubnya musim ini meski baru mencatat delapan laga dengan satu assist.
Namun yang membuatnya spesial adalah kontribusinya di level internasional: delapan laga bersama Timnas Indonesia U-22 dengan tiga assist menjadi bukti Raehan adalah motor penghubung yang bisa diandalkan.
Kemampuan mengalirkan bola cepat dan visi bermainnya membuatnya berpotensi menjadi jenderal lini tengah di Chiangmai.
Rayhan Hannan

Sementara itu, Rayhan Hannan dari Persija Jakarta datang sebagai gelandang muda yang masih mencari jam terbang, baik di klub maupun timnas. Empat laga di BRI Super League dan satu caps di Timnas Indonesia U-22 mungkin belum cukup menggambarkan kualitas penuhnya.
Namun, karakter kerja keras dan fleksibilitas pemain berusia 21 tahun tersebut membuatnya menjadi opsi penting sebagai pelapis. Rayhan bisa menjadi pemain yang membantu menjaga ritme permainan saat Indra Sjafri membutuhkan tenaga segar di sektor tengah.
Rivaldo Pakpahan

Rivaldo Pakpahan dari Borneo FC juga patut mendapat sorotan. Musim ini, dia tampil sembilan kali untuk klubnya dan mencatat dua assist, angka yang menunjukkan kontribusi ofensifnya mulai meningkat.
Dengan dua laga bersama Timnas Indonesia U-22, Rivaldo punya profil sebagai gelandang box-to-box yang bisa membantu serangan sekaligus melakukan tekanan tinggi.
Mobilitasnya bisa menjadi pembeda ketika Indonesia membutuhkan intensitas di tengah.
Toni Firmansyah

Nama lain yang tak kalah mencuri perhatian adalah Toni Firmansyah. Gelandang muda Persebaya Surabaya itu sudah mengumpulkan 33 caps di tim nasional kelompok umur, termasuk satu kali tampil untuk Timnas Indonesia U-22.
Pengalaman internasional tersebut ditambah dengan konsistensinya di Persebaya musim ini (10 laga), menjadikannya salah satu gelandang dengan pemahaman taktik paling matang di skuad.
Empat gol yang dicetaknya bersama Timnas Indonesia kelompok umur menegaskan kemampuannya masuk ke kotak penalti pada momen yang tepat.
Zanadin Fariz

Zanadin Fariz dari Persis Solo menambah dimensi kreativitas di lapangan tengah. Dengan delapan laga dan dua assist di liga, serta 19 laga bersama Timnas Indonesia kelompok umur, Zanadin dikenal sebagai gelandang dengan kemampuan progresi bola yang kuat.
Dia bisa mengubah tempo permainan melalui dribel maupun operan vertikal. Zanadin juga memiliki insting menyerang yang cukup oke dengan koleksi dua gol di level junior.
Ivar Jenner

Jenner tampil reguler bersama Jong Utrecht dengan catatan 13 laga dan satu gol di klubnya musim ini. Namun yang paling penting adalah pengalamannya, yakni 31 caps untuk Timnas Indonesia di semua level, termasuk 18 caps bersama tim senior.
Gaya bermainnya sebagai gelandang bertahan-pengatur tempo memberikan stabilitas sekaligus distribusi bola yang rapi. Ivar Jenner adalah tipe pemain yang memudahkan tim untuk membangun serangan dari belakang.
Marselino Ferdinan

Tentu saja, ada Marselino Ferdinan. Meski baru tiga kali tampil untuk AS Trencin musim ini, Marselino adalah satu di antara permata terbesar sepak bola Indonesia.
Dengan 71 caps untuk Tim Merah Putih yang 37 di antaranya bersama timnas senior serta koleksi 18 gol, Marselino membawa sesuatu yang sulit digantikan: kreativitas, keberanian, dan kemampuan mencetak gol dari lini kedua.
Keberadaannya memberi Indra Sjafri opsi untuk bermain lebih agresif dalam transisi maupun dalam skema menyerang.
Punya Skuad Kompetitif
Melihat kedalaman skuad dan kombinasi karakter para gelandang ini, Timnas Indonesia U-22 memiliki lini tengah yang sangat kompetitif untuk SEA Games 2025. Ada kreativitas, ada tenaga, ada fleksibilitas, dan yang paling penting, ada pengalaman bermain di level tertinggi.
Jika mampu menemukan ritme sejak laga pertama, lini tengah ini bisa menjadi tulang punggung Garuda Muda untuk melangkah jauh di turnamen dan mempertahankan medali emas SEA Games.
