
Jakarta - Alih-alih terbang ke AS, Kanada, dan Meksiko tahun depan. Untuk jadi runner-up Grup B agar bisa bertarung lagi di putaran kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026 pun tak mampu.
Jay Idzes dkk. disingkirkan Arab Saudi dan Irak dengan skor 3-2 dan 1-0 pada putaran keempat yang digelar di Stadion King Abdullah Sports City Jeddah, 9 dan 12 Oktober dini hari WIB lalu.
Publik menggaungkan suara agar pelatih asal Belanda itu mundur. Padahal mantan striker Ajax Amsterdam dan Barcelona itu masih terikat kontrak hingga tahun depan.
Jika harus mencari arsitek baru, siapa figur paling tepat bagi Timnas Indonesia yang memiliki materi pemain heterogen?
Gusnul Yakin menyebut beberapa nama jurutaktik asal Negeri Kincir Angin. Kenapa harus dari Belanda?
"PSSI sudah membuat MOU dengan KNVB. Jadi logikanya pengganti Patrick Kluivert juga harus dari Belanda. Negara itu punya banyak pelatih bagus, tapi PSSI jangan salah lagi memilih pelatih baru," katanya.
Nama Giovanni van Bronckhorst Diusulkan

Pengamat sepak bola senior asal Malang ini pun menyebut nama Giovanni van Bronckhorst, Robin Van Persie, Frank Rijkaard, hingga Erik Ten Hag.
Nama pertama, Giovanni van Bronckhorst punya reputasi dan pengalaman cukup mentereng selama merumput bersama Timnas Belanda maupun klub-klub papan atas Eropa, seperti Feyenoord, Glasgow Rangers, Arsenal, hingga Barcelona.
Karier kepelatihannya juga bukan kaleng-kaleng. Meskipun sosok yang memiliki darah keturunan Ambon ini belum pernah menangani timnas sebuah negara.
Namun, sejak alih profesi sebagai jurutaktik pada 2015, Giovanni van Bronckhorst mengantongi jumlah kemenangan banyak di klub Feyenoord, Guangzhou R&F, Glasgow Rangers, dan Besiktas Turki.
"Saya kira pengalaman melatih Van Bronckhorst lebih bagus ketimbang Patrick Kluivert. Van Persie juga sedang naik daun di Feyenoord. Begitu juga Frank Rijkaard. Kalau Erik Ten Hag pasti sangat mahal kontraknya," jelasnya.
Kriteria dan Syarat Pengganti Kluivert

Namun, di antara deretan para arsitek itu, Gusnul Yakin lebih condong kepada Giovanni van Bronckhorst.
"Kriteria pertama jelas pengalaman melatihnya. Kedua Van Bronckhorst punya darah keturunan Ambon, seperti Simon Tahamata. Jadi saya kira kedekatan emosional ini juga bisa berpengaruh untuk Timnas Indonesia nanti," ujarnya.
Syarat lainnya, lanjut Gusnul Yakin, calon pelatih nanti harus memahami karakter sepak bola Asia.
"Jadi pengganti Patrick Kluivert tidak harus Shin Tae-yong. Kalau Shin Tae-yong balik lagi, saya kira pasti muncul polemik lagi di kalangan pencinta Timnas Indonesia," ujar Gusnul Yakin.
"Namun, PSSI harus menegaskan kepada pelatih baru agar menggembleng Timnas Indonesia sesuai karakter sepak bola di Asia yang kental dengan speed and power," paparnya.
Mantan pelatih Arema ini menilai pondasi karakter yang sudah dibangun Shin Tae-yong sangat pas untuk Timnas Indonesia.
"Program Shin Tae-yong harus dilanjutkan. Buktinya Patrick Kluivert gagal mengubah karakter Timnas Indonesia ala Eropa. Jadi nanti pelatih baru yang adaptasi dengan Timnas Indonesia. Bukan sebaliknya," tambahnya.